Beras Bantuan Tidak Tepat Sasaran, Ketua AKPI Akan Pertanyakan Ke Pusat

OKU Timur – Terselubung .co.id – Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo membagikan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Jokowi meluncurkan program bantuan beras sejak bulan Maret 2023 lalu, ditujukan untuk menahan efek domino lonjakan harga beras yang terus terjadi sejak Agustus 2022.

Di kaitkan dengan bantuan beras oleh presiden Republik Indonesia, khususnya Wilayah Belitang menuai pertanyaan karena diduga tidak tepat sasaran sehingga banyak warga yang tidak mendapatkan ber-asumsi pilih kasih.

Pasalnya sebagian warga yang tidak mendapatkan bantuan beras tersebut memang warga dengan notabene nya tidak mampu ataupun miskin, yang lebih luar biasa lagi banyak dari kalangan warga yang mendapatkan bantuan dengan latar belakang mampu secara finansial dan ekonomi.

Dari pantauan ketua DPC Aliansi Keluarga Pers Indonesia (AKPI) Kabupaten OKU Timur Ades Bela jaya di lapangan beberapa hari yang lalu, semenjak diturunkannya batuan beras dari presiden RI gelombang pertama sampai gelombang ke dua nampak dari sejumlah masyarakat kebanyakan orang mampu dan mempunyai sawah dan usia produktif.

“Ya nanti kita langsung laporkan ke pusat terkait masalah itu,”ujar ketua DPD AKPI Sumsel Rhino Triyono, S.Kom. SH, C.IJ, saat dikonfirmasi awak media ini pada Jum’at (01/03/2024).

Kedati demikian menurut sebagian masyarakat dan aparatur Desa pembagian beras bantuan tersebut terkesan aneh dan ghaib.

Saat di konfirmasi, Silvi selaku kepala kantor Pos wilayah Belitang yang kedua kalinya untuk menanyakan terkait ke jelasan beras bantuan yang disalurkan ke pemerintah Desa masing – masing, dia mengatakan tidak tau menahu, pihaknya hanya menjalankan tugas sesuai ketentuan.

“Kami tidak tau menahu dan kami hanya menjalankan tugas apa yang menjadi ketentuan kepala pos Batu Raja, Bila bapak mau tau kejelasannya coba konfirmasi ke dinas ketahanan pangan dan kantor pos pusat yang ada di Batu Raja,”jelas Silvi.

Baca Juga:  Pada Pilgub Banten 2024, Andra Soni Berpasangan Dengan Dimyati Dinilai Pasangan Tepat

Di tempat yang berbeda salah satu perwakilan masyarakat inisial (P) memaparkan kepada awak media, dia bingung pihak dinas ketahanan pangan dapat data dari mana, sehingga akibatnya menyebabkan kepala desa dan perangkat desa tersudut mendapat cercaan dan fitnah dari masyarakat.

“Saya gak bisa ngomong lagi pak, data pembagian beras bantuan dari presiden itu dapat dari mana, saat saya cek di DTKS banyak yang belum terdaftar dan tau-tau turun bantuan, kayak Dinas Ketahanan Pangan itu dapat data dari mana betul, saya mau bertanya gak ada tempat bertanya, kasihan sama kades dan perangkat lainnya di isukan warga yang memang pantas mendapatkan bantuan (miskin) pilih kasih, Padahal mereka juga gak tau menahu tiba-tiba muncul bantuan dari ketahanan pangan,”ungkapnya.

Beda Lagi menurut salah satu perangkat Desa, dia menjelaskan “Terkait data ataupun kejelasan data dari Dinsos itu jelas, Seluruh Kasi kesra pegang Aplikasi Siks NG untuk daftarkan warga yang butuh bantuan, kalau ada warga yang mampu atau mapan yang dapat bantuan bisa kita keluarkan kalau alasannya Pas,”jelas dia.

Warga berinisial P mengharapakan kedepannya program ini dihentikan karena menurutnya tidak lah tepat sasaran karna yang mendapatkan batuan banyak warga yang mampu bahkan ada yang atas nama sudah meninggal dunia pun masih dapat bantuan.

” Ke depannya tolong bener-bener di data agar tepat sasaran karna semua itu RT lah yang tau di lapangan kondisi warganya jangan asal tembak tau-tau bantuan keluar, apalagi ongkos angkut di beban kan ke pemerintah,” tutupnya.

Tim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *